5 Negara Paling Korup di Dunia

Hasil survei indeks persepsi korupsi (corruption perception index/CPI) 2015 yang dirilis lembaga Transparency International (TI) ternyata tak hanya mampu menunjukkan negara-negara yang bersih dari korupsi, tetapi juga negara-negara yang paling korup dari 175 negara yang disurvei. Ditinjau dari skor index, dimana 0 menunjukkan paling korup dan 100 paling bersih, setidaknya diperoleh lima negara yang menduduki peringkat terbawah dan terindikasi sebagai negara tang paling parah tingkat korupsinya. Siapa saja mereka? Simak ulasannya sebagai berikut:

1. Somalia



Somalia menduduki posisi teratas sebagai negara paling korup di dunia versi survei Transparency International (TI) 2015. Dari rentang skor 1-100, negara yang beribukota di Mogadishu tersebut hanya berhasil memeroleh indeks di angka 8. Kondisi negara yang sedang kacau karena perang diyakini sebagai penyebab tingginya angka korupsi terhadap pelayanan publik di negara ini.  Menurut Direktur Riset Transparency International Finn Heinrich, label negara terkorup itu juga dilatarbelakangi oleh kondisi kehidupan pemerintahannya. Sejak beberapa tahun lalu, situasi politik Somalia tak stabil. Perang saudara berkecamuk. Hukum sulit ditegakkan.  Pemerintah transisi Somalia hingga kini masih dibantu pasukan Uni Afrika yang menempatkan lebih dari 15.000 tentara. Mereka berhadapan dengan gerilyawan Al Shabaab. Somalia juga diganggu aksi-aksi perompakan di perairannya.

2. Korea Utara


Dengan skor 8, negara ini menduduki peringkat 174 dari total 175 negara yang disurvei  oleh Transparency International. Angka 8 yang diperoleh Korea Utara tercatat tak berubah dari survei sebelumnya yang dilakukan TI pada 2012, 2013 dan 2014. Korea Utara tercatat sebagai negara dengan praktik suap-menyuap paling buruk. Sebab, Anda harus kenal seseorang yang korup di dalam partai untuk bisa hidup layak. Praktik korupsi telah menggerogoti sistem birokrasi dan politik Korea Utara sejak 1990-an. Tingginya tingkat korupsi di negara yang didirikan pada 1948 tersebut membuat banyak pihak sangsi akan integritas para pejabat publiknya. Rasanya tak mungkin ada anggota kepolisian atau birokrasi Korea Utara yang menolak suap. Korea Utara menduduki ranking kedua sampai terakhir dalam Indeks Kebebasan press  di dunia.

3. Afganistan



Perolehan skor CPI Afghanistan pada survei tahun ini mencapai angka 11,mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya yakni 12 pada tahun 2014 . Angka ini menempatkan Afghanistan di posisi 173 dari 175 negara yang disurvei, sekaligus sebagai negara terkorup keempat di dunia. Selain terlibat perang, tingkat korupsi di Afghanistan semakin parah sejak bank terbesar di negara tersebut, yakni Kabul Bank, terlibat skandal penipuan. Skandal yang diyakini terjadi sejak bank tersebut didirikan, akhirnya berhasil diungkap pada 2011. Memburuknya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan di Afghanistan semakin parah ketika seorang Komandan Polisi Nasional di negara berpenduduk 30 juta tersebut kedapatan menyalurkan dana senilai US$ 3,3 juta (Rp 32 miliar) dalam bentuk uang tunai, senjata, dan bahan peledak terhadap kelompok pemberontak. Lembaga rekonstruksi Afganistan (SIGAR) mengatakan pemerintah Amerika Serikat tidak berbuat banyak untuk memerangi korupsi di negara itu selain menggelontorkan dana USD 103 miliar untuk membangun kembali negara itu dari perang. Kondisi tersebut menghambat proses pembangunan sekaligus menghilangkan kesempatan rakyat Afganistan menikmati sumber daya alam yang mereka miliki.

4. Sudan
 

Sudan memeroleh skor CPI 12 dari skala 1-100 atau naik 1 angka setelah sebelumnya pada tahun 2014 memperoleh skor CPI 11. Angka tersebut menempatkan Sudan pada posisi 172 sekaligus sebagai negara terkorup ketiga di dunia setelah Somalia dan Korea Utara. Usai puluhan tahun mengalami keguncangan politik, kerusuhan, perang saudara, Sudan kini menghadapi musuh baru: korupsi. Terpecahnya Sudan Selatan menjadi negara sendiri pada Juli 2011 membuat tantangan ekonomi dan politik bagi Sudan semakin berat. Korupsi merajalela di berbagai sektor, dalam berbagai bentuk. Lemahnya keterbukaan dalam hal pengelolaan minyak membuat Sudan terus dalam kondisi politik yang tidak stabil. Berdasarkan data Transparency International sebagaimana dikutip oleh Business Insider, total uang negara yang dikorupsi di Sudan mencapai angka US$ 4 miliar, atau setara dengan Rp 38,92 triliun.

5. Sudan Selatan




Sudan Selatan memeroleh skor CPI 15. Korupsi di Sudan Selatan sudah menjadi penyakit sejak 2004, ketika wilayah ini mendapat kekuasaan untuk meraup keuntungan dari penjualan minyak. Sejak resmi memisahkan diri dengan Sudan pada 2011, negara seluas negara bagian Texas di Amerika Serikat ini punya cadangan minyak nomor lima di benua Afrika, termasuk ladang emas, dan sumber daya mineral lain, seperti dilansir surat kabar USA Today, tahun lalu. Namun ironisnya Sudan Selatan termasuk negara paling miskin dan paling lambat berkembang. Tingkat melek huruf di negara ini hanya 27 persen. Konflik antar suku terus merongrong Sudan Selatan sejak 2011.