Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
STKIP Siliwangi Bandung
Aku menatap terus kesana dengan tujuan yang tidak begitu jelas
Mengarah pada satu titik yang membuat hati tak tenang
Aku paham ini bukan yang terbaik
Dari sudut mata mengalir satu bulir hujan
Semakin deras saat semua luka dibiaskan oleh cahaya hati
Aku paham ini bak pisau yang kau asah lalu kau tancapkan pada jantung
Sakitnya melebihi qais saat menunggui laila disesat rimba
Dipenghujung malam temarammu menemani sedikit luka
Ini luka yang perlahan sembuh dengan cahaya baru
Tapi aku sadar cahaya baru tidak seindah matahari saat menyinari bumi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar